Jumat, 12 April 2013

KAMMI dan Politik

Assalamu'alaykum warohmatullah..

Syukur atas segala nikmat Allah Subhanahu wa Ta'ala dan shalawat beriring salam untuk Rasulullah Salallahu 'Alaihi Wassalam beserta keluarga dan sahabat beliau..


Tulisan ini terinspirasi dari pertemuan semalam (Jum'at, 11 April 2013) di kampus IAIN SU bersama kader-kader akhwat IAIN Tarbiyah juga KAMMI Unimed yang baru selesai mengadakan kajian politik terkait RUU ORMAS yang saat ini sangat hangat (bahkan hampir basi) dibicarakan di kalangan aktivis mahasiswa. Sayangnya, dalam pertemuan itu, hanya sedikit pembahasan yang terjadi dikarenakan kader KAMMI sendiri tidak dan/atau belum membaca dan mengikuti lebih lanjut permasalahan RUU ORMAS tersebut (dari sumber terpercaya).

Sejenak terlintas fikiran bahwa ada penurunan kapasitas perpolitikan kader KAMMI belakangan ini.
Seperti yang kita ketahui dalam kredo gerakan, KAMMI adalah Gerakan Intelektual Profetik dan Gerakan Politik Extraparlementer. Hubungan keduanya dikaitkan dengan bagaimana kader-kader KAMMI melek akan politik dan dapat menyalurkan ide-idenya demi pancapaian solusi atas permasalahan yang timbul dalam masyarakat, bangsa, dan negara.

Dalam pemenuhan kedua hal di atas, sangat wajar ketika Kastrat/DKP KAMMI disetiap komisariat maupun daerah bahkan sampai ke pusat memiliki forum kajian politik guna mengungkap semua hal-hal yang sedang terjadi. Bahkan akan terasa aneh ketika KAMMI dalam tubuhnya tidak memiliki forum politik tersebut dikarenakan KAMMI sebagai organisasi kemahasiswaan yang sangat lekat dengan unsur politiknya.

Hal yang sangat disayangkan adalah pergeseran tujuan dari forum kajian politik itu sendiri. Kenyataannya adalah bahwa forum kajian tersebut yang harusnya dapat menciptakan solusi untuk permasalahan-permasalahan yang timbul begeser menjadi sebuah forum penginformasian permasalahan yang sedang terjadi. Sangat jelas bahwa hal ini sangat jauh dari wacana muslim negarawan yang dibangun. Muslim negarawan yang harusnya menjadi pelopor pergerakan sekarang telah berada dibarisan tengah bahkan hampir berada pada urutan terbelakang.

Tidak seharusnya forum kajian politik yang diadakan oleh KAMMI menjadi ajang penginformasian. Pasalnya, setiap permasalahan yang timbul dan booming saat ini seharusnyalah sudah menjadi konsumsi pribadi bagi setiap kadernya. Sehingga ketika diadakan forum tersebut, maka atmosfer dalam forum akan hidup dan melahirkan ide-ide aktif dan kreatif guna memecahkan permasalahan tersebut.

Namun, pergeseran yang terjadi saat ini menimbulkan banyak pertanyaan. Apakah kader KAMMI tidak lagi peduli dengan masalah politik yang terjadi? Atau keengganan kader membahas perpolitikan karena dianggap tidak ada pengaruh bagi keberlangsungannya? Ataukah kecuekan kader karena fokus terhadap masalah internal dan pengkaderan yang merenggut kepiawaian politik kader? Dan banyak lagi pertanyaan yang terbersit sesuai dengan fenomena yang terjadi dilingkungan geraknya.

Dari kekeliruan yang terjadi seperti yang diungkapkan di atas, maka seharusnya mulai sekarang kader KAMMI harus lebih perhatian terhadap perpolitikan yang sedang terjadi. Harus lebih aktif dan menyukai membaca artikel-artikel maupun sumber lain demi terbukanya luas wawasan perpolitikan kader. Diharapkan forum politik yang diadakan berikutnya sudah mencapai target seharusnya yaitu menciptakan solusi.

SEMANGAT berpolitik!
SEMANGAT mengkaji politik!
SEMANGAT tawazun!

Allahu'alam.
Wassalam..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasiiih.. ^__^