Jumat, 28 Desember 2012

KAMMI Daerah Medan -- Dari Humas ke Binsat!!

Hmm..mulai dari mana yaa ni tulisan??
Mulai dari salam aja yee...
Assalamu'alaykum para pembaca... #kaloadayangbaca


Masih tetap bersyukur dong yaa sama Allah SWT dengan segaaalaaa kenikmatan yang telah dicurahkan kepada kita. Juga tak lupa shalawat dan salam beriring cinta untuk Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam beserta keluarga dan sahabat-sahabat beliau..

__Menjadi Pengurus Daerah__

Waah..ternyata umurku sudah menua..hihii
Bukan lho...menjadi pengurus daerah itu bukan karena tua atau tidaknya yaa..

Oh yaa, setelah dijalani, menjadi pengurus daerah itu asyiiik juga lhoo. Emang siih beda sama suasana komsat. Tapi mereka punya esensi tersendiri yang harus kita pahami.

Jawaban dari kerinduanku atas komsat sudah kutemukan pada diriku sendiri. Intinya, apapun yang mau aku lakuin tetap pegang teguh prinsip yang aku percayai. Maka semua kegelisahan dalam diri akan sirna seiring berjalannya waktu. #emangpunyakaki??


Menjadi seorang pengurus sebuah organisasi itu ga sulit kok. Asal kita punya cinta yang menggelora di dalam hati, yang menjadikan semua amanah bukan terasa sebagai amanah apalagi beban. Jika ada cinta, maka semua yang kita lakuin emang terasa murni dari ide dan fikiran kita sebagai wujud pengejawantahan cinta kita atas dakwah. Maka mulai sekarang, hadirkan cita kita terhadap KAMMI khususnya agar apapun yang kita lakukan terasa nikmat.

__Dari Humas ke Binsat__

Pertama kali aku terlibat dalam kepengurusan daerah, aku diletakkan di Humas. Yap...Hubungan masyarakat atau sering juga dibilang public relation. Kalo melihat pribadiku siih, aku emang cocoknya di humas, tapi yang untuk direct selling nya aja. Aku kan hobi ngoceh kesana kemari gitu. #haha. Soalnya kalo masalah jurnalistik dan desain mendisain aku kurang mahir. #ets

Nah, di humas aku pastinya bertemu orang-orang luar biasa. Baru kali ini aku di syuro (musyawarah) diam terpaku dan terbengong karena tidak tahu apa yang mau aku sampaikan. Itulah akibat:

1. Emang pertama kali aku masih minder berada disana. Dengan semua para senior yang aku tahu ilmunya selangit. Melihat saja aku mau takut, apalagi mau berbicara.
2. Ide-ide dahsyat mereka yang buat aku ga berdaya. #ajiiib.dahsyat
#hehe


Dua bulan ada di humas, aku pindah lagi ke binsat. #wow. Akunya loncat-loncat di KAMMDA. haha
Pertama rasanya mau nolak gitu karena aku juga baru nikmati peranku di humas, baru mulai-mulai berani bicara di syuro karena agak dipaksa, juga baru kenal dengan semua para humas di 11 komisariat dengan tingkah yang aneh-aneh, eeeh aku harus ganti amunisi dan personil lagi..

Tapi, saat dewasanya aku hadir karena cinta tadi siih, aku jadi dengan lapang dada dan dengan nada tegas menerima itu semua karena Allah. Jadilah aku di binsat. #eng,ing,eeng

Binsat itu kan bimbingan komisariat yaa, kalo gamblangnya dibilang kita-kita yang di binsat bakal ngurusin komisariat. (Walaupun sebenernya ga gitu-gitu amat. Semua permasalahan departemen komsat bisa kita bagi ke departemen yang di KAMMDA. Jadi istilahnya binsat itu fasilitator yang mengawasi.)
Menantang ga tuh?? Ohh jelaas...aku tertantang sekalii... Mikirnya gimana cara aku memahami semua departemen dan bisa mengambil solusi cepat, tepat, dan cerdas saat mereka bertanya. Pastinya aku ga boleh kelihatan bego dan tidak berdaya dihadapan mereka. Jadilah aku malam itu searching-searching tentang semuuuuuaaaaa departemen, baca-baca artikel dari KAMMI di daerah lain, dan semua deh pokoknya.

Sampai esoknya disebuah pertemuan upgrading binsat, makin terbelalaklah aku melihat begitu banyak file yang harus aku pelajari dan pahami. JUKLAK, JUKNIS, hasil MUKTAMAR, BP3O, dan masih banyak lagi yang lain. :) Tapi tetap saja tidak mengurungkan semangatku.
Ya...Aku dengan 1000 semangat dalam diriku!!
Pokoknya aku harus bisa dan aku terus berdoa biar ga cuma dua bulan lagi..hehehe

Gantung dan berantakan yaa ceritanya..
Tapi aku beneran udah mentok..
haha

_Selamat Membaca_ #tuing.tuing^^

Wassalam..


Rabu, 26 Desember 2012

Lama Ga Nulis

Assalamu'alaykum...

Hai kawan-kawaaan...
Lama ga nulis niih...
Mau nulis apa juga lagii ga ada inspirasi..
Sedang sibuk nyarii judul skripsii aja ni. Mateng-mateng di perpustakaan sambilan ngerjain amanah organisasi. Rasanya itu..hummm ga terungkapin deh sama kata-kata.
Rasanya yang ada di otak ini cuma mencari permasalahan buat dijadikan judul.
Aneh yaa...masa harus cari "masalah" baru bisa buat judul?
Apa ga bisa buat judul skripsi itu berdasarkan hasil inovasi yang dibuat? Ataupun pengaruh sesuatu ke siswa? --- Yaa...karena aku jurusan pendidikan siih katanya makanya harus berdasarkan permasalahn yang ada di kelas.
Tapi tetap aneh lah kaan..



Karena harus nemui masalah dulu, aku jadi ga dapat judul sampe sekarang.
Karena masalah bagiku adalah sebuah tantangan dan ga pernah mikirin kalo itu masalah.
Hahaha



SEMANGAT MERANGKAI JUDUL!!!



Minggu, 16 September 2012

Aku harus mandiri!!

Corat coret kesuntukanku..
Entah kapan bisa merasakan memakan uang sendiri. Rasanya masiiih saja jadi beban orang tua. Padahal udah semester 7 kuliah. Apalagi aku jurusan bahasa inggris yang seharusnya udah bisa ngajar privat anak-anak itu. huft..

Semakin menjalani aktivitasku di PPL ini, aku merasakan sebagai orang yang hmm..
anak yang hmm...
hiks.. :'(
ga tau lah...

Yang ku tahu aku akan tetap semangat!
Keyakinan Allah berada di pihakku yang hanya buat aku kuat.
Yap!! CUKUP BAGIKU ALLAH!!

Senin, 03 September 2012

MAHASISWA

Coret-coret buat puisi, lebih banyak coretan orang siih..haha
Ga apa... Ntar bakal belajar buat sendiri..
SEMANGAT!!


MAHASISWA
                                                                                                    By: Khairunnisya Lubis

Ketika baju putih abu-abuku ku gantungkan
Dengan coretan bahagia sewaktu perpisahan
Mengingat kisah manis kebersamaan
Yang kini terpisah karena impian dan harapan

Ku jejakkan langkahku dengan embel-embel mahasiswa
Inilah dia..
Tempatku meraih yang ku inginkan
Universitas...

Mandiri ku dituntut ketika ku disini
Dewasa ku diharap ketika ku sendiri
Adaptasi ku harus dalam menjalani hari-hari
Beda itu pasti!
Takkan sama seperti yang kemarin

Berharap bisa ku raih hari
Hari dimana ku mampu berdiri tanpa pegangan lagi
Takkan ku sia-siakan semua doa dan harapan yang merasuki
Sampai nanti, ku temukan kesuksekan sejati
Dengan jati diri yang lebih baik

Namun, semuanya tetap kembali
Ku serahkan hati, diri, dan impianku kepada-Nya.
Dengan jalan-Nya, aku kan bisa berikan senyuman bahagia
Kepada mereka yang penuh harap

Senin, 27 Agustus 2012

Rindu Komsat


27 Agustus 2012

Bismillahirrohmanirrohim...

Segala puji hanya milik Allah yang telah menempatkan aku pada tempat yang sebaik-baiknya di bumi dan selalu berharap mendapatkan Syurga-Nya di akhirat kelak. Aamiin..
Shalawat beriring salam juga tak lupa aku panjatkan buat Rasulullah, keluarga dan sahabat-sahabatny


Semoga catatan ini bukan menjadi penghenti langkahku. Bukan sebagai curahan kelemahan dan keluh kesahku. Bukan sebagai alat penyindir saudara-saudaraku, dan bukan pula sebagai bentuk kekecewaanku. Hanya saja, aku ingin menumpahkan semua isi hati dan melukiskannya indah di catatan ini.

Kira-kira 4 bulan berada di kepengurusan daerah, belum juga bisa ku satu padukan gerak langkahku dengannya, yaa wajiha yang saat ini aku menghuninya. Aku selalu rindu dan semakin rindu saja dengan komsat ketika prosesku disana berdinamika. Aku rindu komsat tempat aku ditempah menjadi seperti sekarang ini. Di tempah tuk jadi seorang akhwat yang memiliki ketulusan dan komitmen dalam jihadnya (yaa..walaupun terakdang masiih bandel dan melanggar).


Pertama kali masuk di kedaerahan dan diletakkan pada posisi yang aku menggemarinya à Humas (aku suka memperluas jaringan dan komunikasiku). Kesan pertamaku (kalo orang Inggris bilangnya impression) saat diterjunkan kesana, aku tertarik dan tertantang. Bagaimana tidak?? Aku berada dalam sebuah tim yang para ikhwannya itu mantan ketua komisariat, dan akhwatnya itu adalah orang-orang luar biasa yang ku kenal dengan baik.


Perasaan takutku pun seketika muncul. Takut akan ditertawakan di syuro saat aku memaparkan ide bodohku yang kekanak-kanakan. Aku juga takut tidak dapat menyamakan atmosfer dengan keterbatasan ilmu yang ku miliki, sedang mereka punya ilmu yang menjulang tinggi. Tapi semua itu harus ku tepis. Ku ingat kata-kata rekanku bahwa “Jangan pernah takut sebelum mencoba.” Yap...aku harus bisa menjadi lebih baik dan harus berusaha keras buat menjadi orang yang berguna disana.


Syuro demi syuro, pemikiran demi pemikiran, dan interaksi demi interaksi yang terjadi mengubah ketertarikanku. Tapi bukan dari timku, itu dari tim lain. Kemudian lama-kelamaan timku juga tidak jauh berbeda. “Aku ingin tetap di komsat saja!” benakku kesal.


Mengapa tidak? Aku begitu rindu suasana syuro yang dibilang orang kaku itu. Aku rindu saat hanya hal-hal yang menyangkut dakwahku yang dibicarakan didalamnya. Bukan masalah dress code ataupun gross jilbab. Tapi apa?? Syuroku kulalui dengan mendengarkan partnerku tertawa dan bercanda dan kadang akupun tertawa dengan kekonyolan itu (astaghfirullah.. T.T). Apa aku yang terlalu muda dan dini sehingga masih menginginkan suasana syuroku di komsat? Entahlah...


Belum lagi ku lihat interaksi rekan-rekanku yang, waah...seperti aku dengan orang ammah saja. Tertawa sesukaku, nyablak semauku, menggoda seenakku. Lagi dan lagi.. apa aku yang terlalu polos dan ga paham dengan situasi dan ranahku sekarang? Entahlah...


Aku juga rindu seorang pemimpin yang selalu bertanya kondisiku saat di komsat. Bagaimana program DKK? Ada kendala? Lalu disini, aku tidak menemukannya. Yaa..memang aku ini hanya staff disana. Tapi aku berada dalam sebuah divisi dalam naungan seorang koordinator. Bahkan partner di divisiku saja tidak mempertanyakannya. Ga muluk kok. Aku juga tidak berharap ditanyai oleh seorang ketua umum. Terkejutnya, aku diatur oleh koordinator tim lain untuk melaksanakan satu program humasku. Lalu, kenapa ini? Hmm..atau memang begitukah jadi kader daerah? Harus mandiri tanpa banyak dikontrol oleh koordinatornya (patroli = bahasaku)? Entahlah..


Aku juga rindu dengan kajian-kajian komsat. Setiap dua minggu sekali aku pasti dapat pesan untuk kajian tematik atau suplemen lainnya. 4 bulan dikedaerahan tanpa sebuah motivasi tuk perkuat ketulusan dan komitmenku? Tanya kenapa? Entahlah...


Dan aku sangaaat rindu dengan seorang rekan yang bisa aku ajak ngobrol untuk saling bertukar ide dan pandangan masing-masing. Mana? Aku tidak menemukannya. Bahkan aku sampai sekarang masih bercerita dengan rekanku di komsat. How?


Oh yaa.. aku juga tidak suka dengan panggilan “kakak” yang gencar dilontarkan olek junior-junior ikhwan di komsat setelah tau bahwa aku uda di kedaerahan. Katanya tradisi. HAH?? TRADISI? Entahlah...


Dahulu kadri komsat dengan susah payah menempahku agar menjadi akhwat yang sebisa mungkin harus menahan nafsuku untuk bercanda dan tertawa. Kalian tau, tidak semudah itu memudarkannya. Bahkan sampai sekarang aku masih jadi orang yang penuh canda dan tawa. Kadri juga gemar mentaujihku tentang interaksi ikhwan akhwat. Kadri juga selalu ingatkan bagaimana kita di dalam sebuah syuro. Bahkan aku masih ingat wajah kecewa kakak itu dihadapanku karena aku melanggarnya. #menyayat.hatiku


Tapi, kenapa sampai dijenjang ini, itu semua seakan dilanggar? Bahkan seakan tidak ada? Buat apa dahulu para kadri dengan susah payah menerapkan itu dalam diriku? Toh, sekarang nampaknya aku sudah bisa leluasa melakukannya. Atau..apakah aku harus belajar dewasa sendiri tanpa peneguran lagi? Harus mengerti sendiri bagaimana menempatkan diri? Dimana letak saling mengingatkan dalam kebaikan?? Apakah kader kedaerahan itu juga harus belajar sendiri untuk meningkatkan wawasannya? Tidak akan ada lagikah panduan dari kadriku sekarang? Apa sekarang semua harus tergantung kader itu? Tergantung aku? Yaa.. tentu saja. Semua tergantung aku.


Aku..aku..jika hanya aku, bagaimana dengan rekanku? Interaksi yang mereka lakukan dengan segera menggangguku. Apa yang salah? Apa yang harus ku singkirkan? Aku? Mataku kah? Atau telingaku?


Berada di kedaerahan, aku sadar sendiri akan menjadi contoh buat komisariat. Aku tidak mau menjadi contoh buruk buat mereka. Mereka yang senang dan bangga dengan amanahku ini. Menyambutku dengan beribu ucapan barakallah saat pertama ku diamanahkan disana.. Bagaimana mungkin akan ku sayat hati mereka dengan ini semua? Bagaimana aku akan bercerita ketika mereka menanyakan bagaimana di kedaerahan? Apa yang akan aku katakan jika hanya kadri yang sukses dengan hijabnya? Letakkan saja aku di kadri semata untuk menjaga hijabku. #picik sekali


Rindu KomsatOhh... Suci... terus saja salahkan keadaan. Terus saja menyalahkan orang. Apa kau tidak punya salah?

Yaa... aku punya. ‘AKU TERLIBAT DI DALAMNYA.’ T_T #hiks.hiks