Sabtu, 05 Januari 2013

Menjadi KADERISASI Keluarga!


Alhamdulillah, syukur yang bertubi-tubi kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala atas segaaalaa nikmat yang telah diberikan. Nikmat iman, nikmat Islam, dan yang paaling terbesar adalah nikmatNya atas hijrahnya saudara-saudaraku ke arah kebaikan. Alhamdulillah.. Alhamdulillah...

Shalawat dan salam juga untuk Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam berseta keluarga dan sahabat-sahabat beliau. Semoga kelak aku dan orang-orang yang aku cintai berada dalam satu barisan dengan Rasulullah, berada ditempat yang sama dengan beliau, dan indahnya bila bisa bertemu dengan beliau kelak. Aamiin..

Adapun tulisan ini saya beri judul "Menjadi Kaderisasi Keluarga!" Nah, aku kok jadi formal gini. Kagak enak yaa...hehehe Oke oke.. Berubah #tring














































































































One..two..thre..action!! #paketoak

Awal cerita adalah dari sebuah pesantren kilat dimana aku dipaksa ikut oleh kakakku di SMA Negeri 1 Kabanjahe. Kakak bernama Isni Maisyarah Dalimunthe, ku panggil Kak Is.he
Saat itu aku masih SMP tepatnya kelas 3 SMP. Kesel tau ga diajakin ikut gituan dengan sifatku yang mau bebas dan kelelakian. Harus pake jilbab, baju panjang, rok, kaos kaki, dan harus pula shalat. Huft..pekerjaan yang sangat tidak biasa aku kerjakan. Awalnya bikin gerah (Astaghfirullah).
Oke..Stop! Stop! Ni cerita bukan tentang aku.he

Dari awal itulah Kak Is berhijrah menjadi seorang muslimah yang setiap hari memakai jilbab. Tiap hari nyuruh aku dan adik2 shalat, tiap hari merepet dah karena itu. Puncaknya adalah ketika kami berantam hebat saat dia memaksaku memakai jilbab ketika SMA padahal aku ga mau. Dia memaksaku ikut mentoring sekolah yang hampir tiap pulang mentoring kami berantam dijalan pulang karena aku ga mau lagi dipaksa minggu depan. Tapi alhamdulillah..karena kak Is aku jadi seperti yang kalian lihat.

Tidak berhenti sampai disitu, kak Is yang selama ini jadi patokanku untuk berubah, sedikit mengecewakanku di awal kak Is ke Jakarta melanjutkan studinya. (Padahal aku udah peringatkan tuuh agar ga terikut arus.) Kak Is yang tidak lagi memakai kaos kaki, pake jilbab yang udah gaya, dan sering pake celana. Dan itu terjadi hanya 6 bulan setelah kak Is berada disana. Nah, saat itu aku sudah kelas 3 SMA, dan sudah terjerat dalam grup halaqoh dari hasil mentoring mingguan di sekolah.

Perasaanku saat itu kecewaaaaaaaa sangat dengan kakak. Kenapa begitu berubah. Tidak habis-habisnya telingaku terngiang kata-kata nasehatnya. Begitu setahun berlalu sampai aku berani buka pembicaraan dengan kak Is pada kepulangannya di 6 bulan berikutnya. Aku berbicara masalah perubahan kakak dan ketidak sukaanku atas perubahan itu. Aku juga berbicara tentang mentoringnya yang ternyata selama setahun itu belum berjalan #pantesan! Aku kompor-kompori deeh dengan segaaaalaa bahasa yang aku punya, walau saat itu aku merasa belum pantas menceramahi orang. Kak Is pula orangnya. Tapi alhamdulillah Allah memberikan keberanian itu kepadaku. Hal ini juga kulakukan karena kerinduan akan sosok kakak yang dulu. Dulu saat SMA.

Setelah kembali ke Jakarta, aku tambah sering hubungi kakak demi untuk memastikan kak Is sudah masuk mentoring lagi. Dan alhamdulillah, Allah mengabulkannya. Senang tiada tara rasanya. Love Allah, love kakak. Sekarang kakak udah cantik deh dengan jilbab doublenya, dengan kaos kakinya, dan dengan roknya. Tetap masih dalam semanagt perbaikan. Walaupun kakak tidak berada dilingkaran dakwah sepertiku, tapi kakak berada di lingkaran tarbiyah. Alhamdulillah... Oh yaa, kakak sekarang uda di lingkaran halaqoh lhoo..

Sering ku jelajahi perkembangan kakak melalui tumblr dan twitternya yang MasyaAllah, aku saja kalah dengan postingan-postingan kak Is disana. BAnyak kegiatan terkait dakwahnya walaupun dia tak terikat dalam sebuah jama'ah. Alhamdulillah kakaaaak.. :*  Kalo mau tahu, liat aja di isnidalimunthe.tumblr.com
Tak lupa pula aku tanya sesekali tentang kabar halaqohnya, kerjanya, dan macam-macamnya.
------

Lanjut ke cerita adikku. Ini adikku namanya Utri Marliana Dalimunthe yang sering aku panggil dengan "Tlig." Tau ga, namanya ini hampir diganti ma Ustad saat kami mendatangi acara anak-anak saat itu. Dirubah karena ga ada unsur Islamnya kata sang Ustad.hehe
Naaah, kalo liat kisah hidup adikku yang ini, agak lucu. Begitu ikut pesantren kilat, jilbab langsung panjang ngalahi jilbabku. Pokoknya perfect deh sampe sampe aku malu udah halaqoh malah masiih biasa-biasa aja.
Tapi ni, biasa laa penyakit kader. Kecewa dengan kader yang lain. Yaa, ceritanya lumayan buat kesal juga siih. Pantas saja dia kecewa dengan kelakuan begitu. Aku saja mau ku marahi tuh habis-habisan (Astaghfirullah).

Semenjak kekecewaan itu, dia berubah total deh kayak muslimah biasanya. Bahkan menghalalkan hubungan yang tidak halal. Bertahan pula tu sampe 3 tahun. #gelenggeleng. Tapi, itu ga inti ceritanya. Setelah masuk kuliah yang juga sekampus dengan kakak di UI, Jakarta maka kegiatan akan dikontrol sama kak Is. Alhamdulillah si tlig juga masuk mentoring tapi aku ga tau apakah uda ke grup halaqoh ato belum.
Alhamdulillah deh atas perubahannya juga yang hampir sama dengan kak Is. Dan sepertinya tidak ada lagi hubungan itu. Alhamdulillah..
----
Yang terakhir ini adalah kisah adikku yang laki-laki namanya Odie Aulia Muhammad Dalimunthe. Tidak ada panggilan khususku buat dia. Adikku ini ya ampuuuunnnnn #sssfmldhsh;kghkjsbnlsbgn; -;skjfksbfls;lajfjdgouhvl;njlsvgjguydabfngl# gitu kira-kira penjelasannya. Sampai akhirnya hari ini, tepatnya dua hari setelah aku menjewer dan mencubitnya, dia udah shalat, ke masjid lagii. ALHAMDULILLAH... :DDDD

Tambah senang lagi kalo tadi mamak bilang, "Nang, mamak senaaang kali lah adek Odie udah shalat. Setiap adzan dia pergi ke Masjid." Alhamdulillah,, Mamaaakkk... Maaf yaa mak untuk penantian yang begitu lama..
Harapanku satu-satunya adalah memasukkan dia ke grup mentoring agar dia tahu kenapa harus shalat dan lain sebagainya. Dan aku mau kalo yang ini masuk KAMMI juga kayak aku.he
Bantuu yaa bantu.. Yang bisa dan bersedia menjadi murabbi dari adik laki-lakiku ini.. Berharap penuh kepada saudara-saudaraku di jama'ah. :))
----
Begitulah ceritanya temans. Bisa mengkader setiap saudara kandung itu rasanya luaaarr biasa. Karena berada di rumah dengan kondisi hati yang sama itu nikmat. :D Dan itu emang jadi tugas pokok kita sebagai saudara kandung mereka. Tinggal orang tua ku lagi yang ayah adalah kader jama'ah tabligh dan mamak seorang muslimah biasa. Ohh yaa..ga ketinggalan, sepupu-sepupuku yang layaknya pecahan botol, semua harus ditempah. Mudahkanlah ya Allah, seperti kau mudahkan urusan yang sebelumnya.
Aamiin..

Menjadi kaderisasi di dikeluarga itu ternyata ga semudah menjadi kaderisasi di luar rumah lhoo..
Tapi ga mudah bukan berarti ga mungkin.
Oke yaaa.. Selamat menjadi kaderisasi bagi keluarga masing-masing..
SEMOGA MEMOTIVASI!!   SEMANGAT!!! :D


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasiiih.. ^__^